FATCA dan CRS merupakan dua hal yang sering dikaitkan terutama dalam konteks bisnis internasional dan menyangkut perpajakan. Meskipun begitu, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dan kegunaan yang tidak sepenuhnya sama.

Untuk tahu secara lebih detail seperti apa pengertian, perbedaan, hingga fungsinya secara praktis, yuk kita ikuti artikel di bawah ini.

Mengenal Apa Itu FATCA

Foreign Account Tax Compliance Act adalah aturan yang dirancang oleh pemerintah AS terkait dengan pajak, khususnya bagi individu atau perusahaan AS yang beroperasi di luar negeri. 

Tujuan utama dari adanya aturan ini tidak lain untuk membuat sistem perpajakan menjadi lebih transparan dan mencegah perusahaan AS mangkir dari pembayaran pajak.

Namun, aturan ini juga berlaku secara global bagi semua lembaga keuangan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia yang memiliki hubungan transaksi bisnis dengan AS. Jika tidak ikut mematuhi aturan yang ada, lembaga keuangan dapat dikenai withholding tax.

Mengenal Apa Itu CRS

Common Reporting Standard merupakan sebuah sistem pertukaran informasi atau data keuangan yang dirancang oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

Berbeda dari FATCA, Common Reporting Standard berlaku untuk banyak negara sekaligus. Jadi, secara fungsi, sistem ini memastikan agar pertukaran data keuangan lintas negara berlangsung secara transparan dan menghindari adanya pihak yang tidak membayar pajak.

Sistem ini umumnya diterapkan dalam bidang perbankan, asuransi, dan investasi. Contoh penerapannya, ketika ada warga Indonesia yang memiliki rekening bank di Singapura, pihak bank dari Singapura akan melaporkan melalui sistem ini kepada otoritas pajak di Indonesia.

Perbedaan FATCA dan CRS

Secara umum, dua istilah ini memiliki sedikit kesamaan dalam hal aturan perpajakan untuk skala bisnis internasional. Namun, ada beberapa perbedaan yang harus kita ketahui terkait keduanya terutama dalam aspek-aspek berikut:

1. Tujuan Utama

FATCA diberlakukan untuk memungut pajak dari para wajib pajak AS, baik itu individu ataupun entitas yang memiliki rekening dan aset di luar negeri. 

Sementara itu, CRS dibuat untuk meminimalkan penghindaran pajak secara global dengan pertukaran data keuangan yang transparan lintas negara.

2. Kewajiban Pelaporan

Untuk FATCA, pelaporan data wajib pajak AS harus dilakukan oleh lembaga keuangan dan bank kepada dinas pendapatan AS atau disebut dengan Internal Revenue Service (IRS).

Di sisi lain, untuk CRS, data wajib pajak asing harus dilaporkan oleh lembaga keuangan dan bank kepada otoritas pajak masing-masing negara. Nantinya, pelaporan itu akan diteruskan ke negara asal dari wajib pajak.

3. Sanksi

Apabila aturan FATCA tidak dipatuhi, sanksi akan dikenakan berupa withholding tax sekitar 30%, denda, maupun pidana yang disesuaikan dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.

Jika aturan CRS tidak dipatuhi, sanksi yang dikenakan akan disesuaikan dengan hukum perpajakan yang berlaku di masing-masing negara.

4. Sektor yang Bersangkutan

Sektor yang bersangkutan dengan dua aturan dan sistem ini adalah perbankan, asuransi, dan sekuritas. Namun, cakupan negara pada sistem Common Reporting Standard lebih luas lagi karena berhubungan dengan aturan pajak secara global.

Pentingnya FATCA dan CRS bagi Bisnis

Keberadaan aturan dan sistem perpajakan secara global memberikan dampak yang baik bagi kelangsungan bisnis domestik maupun multinasional. Bisnis dapat mendapatkan manfaat yang strategis dalam hal berikut ini: 

1. Memastikan Kepatuhan Pajak

Aturan dan sistem ini membantu perusahaan tetap patuh dalam membayar pajak dan memenuhi kewajiban dalam pelaporan untuk membangun iklim bisnis yang lebih terstruktur.

2. Mengurangi Risiko Sanksi dan Denda

Risiko denda dan sanksi yang ditimbulkan ketika menghindar dari kewajiban pembayaran pajak sangatlah besar. Oleh sebab itu, aturan ini membantu perusahaan untuk terhindar dari risiko-risiko yang bisa membawa pada masalah hukum.  

3. Memperluas Pasar ke Ranah Global

Kepatuhan terhadap FATCA dan CRS menjadi salah satu kesempatan bagi perusahaan untuk masuk dalam pasar global. Perusahaan yang patuh tentu lebih mudah dalam menjalin kerja sama dan beroperasi di banyak negara.

4. Meningkatkan Integritas dan Reputasi Perusahaan

Melalui kepatuhan terhadap aturan itu pula, perusahaan bisa menunjukkan integritasnya. Reputasi perusahaan pun akhirnya ikut meningkat di pasar global.

5. Memperkuat Hubungan dengan Otoritas Pajak

Perusahaan yang memiliki transparansi tinggi terhadap aturan pajak berpotensi mendapatkan dukungan lebih dari otoritas pajak. Khususnya ketika perusahaan butuh menjalin kerja sama dengan regulator.

Perkuat Pemahaman Soal Aturan Pajak Global di Sini!

Foreign Account Tax Compliance Act dan Common Reporting Standard memiliki peran yang penting bagi bisnis dalam memastikan kepatuhan pajak dan memperluas akses ke pasar global.

Namun, untuk dapat menjalankan kepatuhan terhadap dua aturan ini memang tidak cukup hanya dengan mengetahui dasarnya secara sekilas. Dapatkan dukungan ahli untuk memahami lebih lanjut terkait dua aturan ini dalam pelatihan FATCA dan CRS dari Pasar Trainer.

Pelatihan ini cocok diikuti oleh siapa pun yang ingin mengimplementasikan kedua aturan tersebut maupun yang sekadar ingin memperkaya wawasannya dalam hal perpajakan. 

Selain pelatihan tersebut, PasarTrainer juga masih memiliki banyak pilihan pelatihan perbankan yang lengkap dan komprehensif untuk diikuti. Cek daftar pelatihan lengkapnya sekarang!


Referensi:

axa-mandiri.co.id - Fatca CRS


www.greateasternlife.com - Common Reporting Standard


news.ddtc.co.id - Pentingnya Merespons Perubahan Lanskap Perpajakan Global