Jika kita bertanya, “Mana yang lebih baik, bootstrap atau fundraising?”, jawabannya tidak bisa disamaratakan. Keduanya sama-sama valid dan punya tempat tersendiri dalam perjalanan bisnis. 

Yang harus kita pahami adalah strategi yang baik bukan hanya tentang kecepatan pertumbuhan, tapi juga tentang kesiapan mental, finansial, dan arah bisnis yang kita rancang sendiri.

Sebelum memutuskan, penting untuk melihat konteks bisnis kita saat ini. Apakah kita baru merintis ide dan ingin menguji pasar? Atau justru sudah menemukan traction dan ingin mempercepat ekspansi? 

Nah, berikut pembahasan beberapa hal yang bisa kita jadikan pertimbangan untuk memilih jalur terbaik. Simak selengkapnya di artikel ini!

Kapan Kita Sebaiknya Bootstrap?

Jika kita termasuk tipe entrepreneur yang ingin memulai secara mandiri, tanpa ketergantungan pada pihak luar, maka bootstrap bisa menjadi pilihan logis dan strategis. 

Beberapa kondisi yang menunjukkan bahwa bootstrapping adalah pilihan tepat, antara lain:

1. Fase ide atau awal operasional

Jika bisnis masih dalam tahap pengujian pasar, bootstrap menjadi pilihan yang lebih aman. Kita tidak perlu tergesa-gesa menerima investasi sebelum benar-benar memahami pasar dan produk kita sendiri.

2. Kita ingin menjaga kontrol penuh

Dalam bootstrapping, tidak ada campur tangan investor. Kita punya kendali atas semua keputusan strategis, arah bisnis, hingga gaya kepemimpinan.

3. Fokus pada efisiensi dan profitabilitas sejak awal

Karena keterbatasan dana, kita terdorong membangun bisnis secara lean, menghindari pemborosan dan fokus pada pemasukan.

4. Model bisnis memungkinkan penghasilan cepat

Misalnya, kita menjual produk digital, menawarkan jasa, atau menjual barang tanpa biaya produksi besar. Pendapatan awal bisa langsung diputar kembali ke bisnis.

5. Tidak ingin tekanan dari pihak eksternal

Tidak semua orang nyaman dengan ekspektasi dan target agresif dari investor. Jika kita ingin berkembang dengan ritme sendiri, bootstrap bisa lebih sehat secara mental.

Kapan Kita Sebaiknya Fundraising?

Di sisi lain, jika kita ingin mendorong pertumbuhan bisnis secara cepat dan terukur, fundraising bisa menjadi strategi yang tepat. 

Beberapa kondisi yang menunjukkan bahwa fundraising adalah pilihan yang layak dipertimbangkan:

1. Bisnis Sudah Tervalidasi dan Siap Scale-up

Kalau kita sudah punya basis pelanggan, revenue stabil, dan permintaan pasar terus meningkat, suntikan dana dari investor bisa membantu mempercepat ekspansi, membangun tim, atau memperluas jaringan distribusi.

2. Kita Berada di Industri dengan Dinamika Tinggi

Di sektor seperti teknologi, logistik, atau platform digital, kecepatan menjadi penentu keberhasilan. Tanpa dana besar, kita bisa tertinggal dari kompetitor yang lebih dulu berlari.

3. Model Bisnis Butuh Investasi Besar di Awal

Misalnya, kita ingin membangun manufaktur, menciptakan produk berbasis riset dan teknologi, atau menjangkau pasar luas sejak awal. Semua ini mustahil dilakukan hanya dengan modal pribadi.

4. Kita Ingin Memanfaatkan Jaringan dan Mentor dari Investor

Banyak investor yang tidak hanya membawa uang, tapi juga pengalaman, koneksi industri, dan wawasan strategis. Jika kita terbuka terhadap kolaborasi, ini bisa menjadi nilai tambah besar.

5. Kita Siap berbagi Kepemilikan dan Berbagi Visi

Dalam fundraising, kepemilikan tidak lagi mutlak milik kita. Maka penting untuk siap secara mental, dan memilih investor yang benar-benar memahami visi jangka panjang bisnis kita.

Bagaimana Menentukan Jalur Pendanaan yang Paling Sesuai?

Untuk membantu menjawabnya, berikut beberapa pertanyaan reflektif yang bisa kita gunakan sebagai panduan:

  • Apakah tujuan utama bisnis kita adalah pertumbuhan cepat, atau profitabilitas jangka panjang?
  • Apakah kita siap mengambil tanggung jawab penuh secara finansial jika memilih bootstrap?
  • Apakah kita siap membuka bisnis untuk pengaruh eksternal jika memilih fundraising?
  • Apakah pasar yang kita tuju bergerak cepat dan kompetitif, atau lebih stabil dan tersegmentasi?
  • Apakah kita memiliki skill dan jaringan yang cukup untuk menjalankan bisnis secara mandiri?
  • Apakah visi kita bisa tetap terjaga jika ada investor yang ikut masuk ke dalam struktur bisnis?

Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini bisa membantu kita menentukan langkah dengan lebih bijak. Ingat, strategi yang tepat adalah yang paling selaras dengan kapasitas, visi, dan fase bisnis kita saat ini.

Apakah Kita Bisa Gabungkan Keduanya?

Dalam banyak kasus, pendekatan hybrid menjadi strategi yang paling realistis. Kita bisa memulai dengan bootstrap untuk membuktikan ide, lalu fundraising setelah bisnis menunjukkan potensi yang jelas.

Pendekatan ini menawarkan fleksibilitas, seperti kita tetap menjaga kendali di awal, dan punya posisi tawar lebih tinggi saat bernegosiasi dengan investor. Di mata investor pun, bisnis yang bertahan melalui bootstrap akan lebih dipercaya dan dianggap tahan uji.

Pilih Strategi Berdasarkan Arah Bisnis Kita

Sebagai pebisnis, kita tidak hanya membangun produk, tapi juga membangun sistem dan ekosistem. Maka dari itu, strategi pendanaan yang kita pilih seharusnya selaras dengan visi jangka panjang.

Kalau kita ingin menumbuhkan bisnis secara berkelanjutan dan strategis, penting untuk memiliki rencana yang konkret dan roadmap yang jelas. Kita bisa memulai dengan mengikuti program seperti Develop and Implement a Business Plan dari  PasarTrainer dan program Entrepreneurship Program.

Kedua program dari PasarTrainer ini membantu kita bukan hanya memahami strategi pendanaan, tapi juga membangun pondasi bisnis yang siap tumbuh, baik dengan dana sendiri maupun dukungan investor.


Referensi 

www.paper.id - Fundraising VS Bootstrapping


foundersnetwork.com - Bootstrapping VS Fundraising


financeinsightmatters.com - Saas Bootstrap VS Funding