Butuh dana segar untuk mengembangkan bisnis atau perusahaan? Mengajukan pembiayaan berbasis aset atau Asset Based Finance (ABF) bisa jadi solusinya. Cara ini bisa menjadi alternatif jika kita ditolak pinjaman konvensional.
ABF atau pembiayaan berbasis aset merupakan jenis pinjamanan yang mengandalkan aset sebagai jaminan. Di sini, kreditur tidak melihat riwayat kredit atau laporan keuangan sebagai pertimbangan, namun menilai aset yang dijaminkan.
ABF bisa jadi solusi jika kita mengalami kendala untuk mengajukan pinjamanan konvensional. Meski mudah dan praktis, cara ini juga memiliki risiko yang perlu diwaspadai.
Artikel ini akan membahas tentang apa itu ABF serta apa keunggulan dan kekurangannya. Yuk, simak informasi lengkapnya!
Apa itu Asset Based Finance?
Pembiayaan berbasis aset merupakan jenis pembiayaan dimana perusahaan menggunakan aset yang dimiliki sebagai jaminan untuk mendapatkan dana segar. Aset yang dijaminkan bisa berupa inventaris, properti, peralatan hingga piutang.
Sebelum memberikan pembiayaan, kreditur akan menilai nilai aset untuk menentukan kelayakan kredit. Dalam hal ini kreditur tidak menilai riwayat kredit atau laporan keuangan dalam menentukan kelayakan kredit.
Pembiayaan berbasis aset ini bisa jadi solusi untuk mendapatkan dana segar tanpa mengandalkan kelayakan kredit atau reputasi keuangan. Dana yang didapatkan bisa digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari ekspansi bisnis, modal kerja, hingga restrukturisasi utang.
Perbedaan Asset Based Finance dan Pembiayaan Tradisional
Pembiayaan tradisional dan pembiayaan berbasis aset memiliki perbedaan yang mendasar, mulai dari bagaimana dana diberikan hingga bagaimana risiko dinilai.
Dalam pembiayaan tradisional, riwayat kredit, skor kredit, reputasi keuangan, hingga jaminan, menjadi hal penting yang dinilai untuk menentukan kelayakan kredit.
Sedangkan pembiayaan berbasis aset lebih fokus pada nilai aset untuk menentukan kelayakan kredit. Di sini, kreditur tidak menilai riwayat kredit debitur namun menilai nilai aset yang dijaminkan.
Dari segi persyaratan, pembiayaan tradisional memiliki persyaratan yang lebih ketat serta proses persetujuan yang lebih lama. Sedangkan pinjaman berbasis aset menawarkan persyaratan dan proses yang lebih fleksibel dan cepat karena hanya berfokus pada nilai aset.
Keunggulan Asset Based Finance
Memilih mengajukan pembiayaan berbasis aset bisa jadi solusi untuk mendapatkan pinjaman dengan proses mudah dan cepat. Pembiayaan jenis ini menawarkan persyaratan dan proses yang fleksibel dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis.
Berikut ini beberapa keuntungan memilih pembiayaan berbasis aset:
1. Tanpa Pemeriksaan Kredit
Salah satu keunggulan yang ditawarkan pembiayaan berbasis aset adalah tidak diperlukan pemeriksaan riwayat kredit. Kelayakan kredit dinilai berdasarkan nilai aset yang dijaminkan.
2. Proses Persetujuan Lebih Cepat
Dibandingkan pinjaman tradisional, Asset Based Finance menawarkan persyaratan dan proses pengajuan yang lebih cepat dan mudah.
Proses persetujuan hanya dilakukan dengan menilai aset tanpa ada pemeriksaan terhadap laporan keuangan atau riwayat kredit.
3. Suku Bunga Lebih Rendah
Pembiayaan berbasis aset menawarkan suku bunga yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pinjaman tradisional. Bunga yang rendah ini bisa menghemat total biaya pinjaman dalam jangka panjang.
4. Solusi untuk Kredit Buruk
Pembiayaan berbasis aset bisa jadi alternatif bagi perusahaan yang kesulitan mendapatkan pinjaman tradisional karena riwayat kredit yang buruk. Hal ini karena ABF tidak memeriksa riwayat kredit namun hanya menilai aset.
Kekurangan Asset Based Finance
Meski menawarkan banyak keuntungan, pembiayaan berbasis aset ini juga memiliki risiko dan kekurangan yang perlu diwaspadai. Salah satunya adalah risiko kehilangan aset jika debitur gagal melakukan pembayaran cicilan sesuai ketentuan yang telah disepakati.
Berikut ini beberapa kekurangan memilih pembiayaan berbasis aset yang perlu diwaspadai:
1. Tidak Semua Aset Memenuhi Syarat Kredit
Perlu diketahui bahwa tidak semua aset perusahaan bisa dijadikan jaminan untuk mendapatkan pembiayaan berbasis aset.
Aset yang bisa digunakan sebagai jaminan harus bernilai tinggi, memiliki tingkat depresiasi rendah, serta mudah dikonversi menjadi uang tunai.
2. Biaya yang Lebih Tinggi
Pembiayaan berbasis aset menawarkan biaya administrasi yang lebih tinggi jika dibandingkan pinjaman tradisional. Selain itu, biaya underwriting awal, biaya penilaian, hingga pemantauan dana, juga lebih besar dari pinjaman tradisional.
3. Risiko Kehilangan Aset
Kekurangan pembiayaan berbasis aset yang selanjutnya adalah risiko kehilangan aset jika gagal memenuhi kewajiban membayar cicilan.
Kreditur memiliki kuasa penuh untuk menyita aset yang telah dijaminkan debitur untuk dijual atau dilelang demi mendapatkan kembali uang yang telah dipinjamkan.
Kelola Risiko Keuangan Bisnis Lebih Bijak bersama PasarTrainer
Pengelolaan keuangan bisnis yang tepat merupakan kunci kesuksesan bisnis jangka panjang. Oleh sebab itu, diperlukan profesional keuangan untuk membantu bisnis mengelola keuangan, termasuk mengelola risiko Asset Based Finance.
Tingkatkan kemampuan manajemen keuangan perusahaan dengan Pelatihan Finance & Accounting di PasarTrainer.
Jika ingin fokus pada manajemen risiko pembiayaan, memilih Pelatihan Asset Based Finance bisa jadi pilihan yang tepat.
Bersama PasarTrainer, mari siapkan profesional keuangan dengan wawasan yang luas untuk mengelola keuangan bisnis dengan lebih bijak.
Referensi
www.investopedia.comsupport.bittime.com - Apa itu Asset Based Lending Keunggulannya
www-sba-gov.translate.goog - Asset Based Lending What Upside Downside