Failure Mode and Effect Analysis atau FMEA merupakan sebuah metode yang dilakukan untuk meminimalisir kegagalan di suatu perusahaan. Hal ini perlu dilakukan agar perusahaan dapat menghasilkan produk yang andal dan aman. 

Metode ini sudah banyak diterapkan dalam berbagai perusahaan otomotif terkemuka di dunia. Cara ini dapat diterapkan pada perusahaan lainnya yang langsung berhubungan dengan produk. Oleh karena itu, mari kita kenali lebih jauh terkait failure mode and effect analysis melalui informasi di bawah ini.

Pengertian FMEA

Failure mode and effect analysis adalah suatu metode yang sistematis untuk mengidentifikasi potensi kegagalan dalam suatu produk atau proses, serta memahami dampak dari kegagalan tersebut. 

Jika melihat dari pengertian FMEA, dengan metode ini, kita dapat mengevaluasi setiap kemungkinan kegagalan, menganalisis penyebabnya, dan mengukur dampaknya terhadap keseluruhan sistem.

Metode ini juga membantu kita mengidentifikasi area yang paling rentan terhadap masalah, sehingga kita bisa mengambil langkah-langkah preventif sebelum kegagalan tersebut benar-benar terjadi. Hal ini sangat penting dilakukan karena kegagalan bisa berakibat fatal atau merugikan perusahaan.

Manfaat FMEA

Dengan menerapkan pendekatan ini, ada beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan. Adapun keuntungannya yaitu sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi Potensi Kegagalan Sejak Dini

Dengan failure mode and effect analysis, kita bisa mengidentifikasi berbagai mode kegagalan yang mungkin terjadi pada produk atau proses sejak tahap awal. Hal ini sangat membantu kita untuk mencegah masalah sebelum menjadi lebih besar dan sulit diatasi. 

2. Meningkatkan Keandalan Produk

Saat kita tahu potensi kegagalan apa yang bisa terjadi dan dampak apa yang bisa ditimbulkan, kita bisa memperbaiki dan meningkatkan keandalan produk. Failure mode and effect analysis membantu kita memahami risiko dan memperkuat bagian yang lemah, sehingga produk menjadi lebih andal dan unggul.

3. Meningkatkan Efisiensi Proses

Manfaat FMEA selanjutnya yaitu kita bisa mengidentifikasi tahap atau bagian mana dalam proses produksi yang mungkin menyebabkan masalah. 

Dengan begitu, kita dapat segera memperbaiki proses tersebut sehingga dapat meningkatkan efisiensi. Saat proses berjalan lebih lancar, kita tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga sumber daya.

4. Mengurangi Biaya Perbaikan dan Jaminan

Dengan mencegah kegagalan sebelum produk diluncurkan ke pasar, kita bisa mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan atau jaminan. 

Failure mode and effect analysis memungkinkan kita untuk mendeteksi masalah lebih awal. Artinya, kita tidak perlu mengeluarkan biaya lebih banyak untuk memperbaiki kesalahan setelah produk berada di tangan konsumen.

5. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Saat produk kita lebih andal dan berkualitas tinggi, otomatis kepuasan pelanggan juga meningkat. Dengan metode ini, kita bisa memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi atau bahkan melebihi harapan pelanggan. Ini tidak hanya meningkatkan loyalitas pelanggan tetapi juga reputasi perusahaan kita di pasar.

6. Pengambilan Keputusan Lebih Efektif

Sebelum mengambil sebuah keputusan, kita membutuhkan informasi yang akurat. Dengan menerapkan metode failure mode and effect analysis, perusahaan akan memiliki lebih banyak informasi terkait potensi kegagalan, dampak, serta kemungkinan terjadinya. 

Melalui informasi tersebut, kita bisa mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien, memprioritaskan proyek, serta berinvestasi pada area yang lebih penting untuk mencapai keberhasilan perusahaan. 

Proses Failure Mode and Effect Analysis

Dalam pembuatan pendekatan ini, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Adapun langkahnya yaitu sebagai berikut:

1. Identifikasi Mode Kegagalan

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi mode kegagalan yang mungkin terjadi. Mode kegagalan adalah cara atau mekanisme ketika sebuah komponen atau proses bisa gagal. Misalnya, dalam produksi komponen elektronik, mode kegagalan bisa berupa solder yang retak atau hubungan listrik yang terputus

2. Menganalisis Efek Kegagalan

Setelah kita mengidentifikasi mode kegagalan, langkah selanjutnya adalah menganalisis efek yang ditimbulkan oleh kegagalan tersebut. Efek kegagalan bisa bervariasi mulai dari dampak ringan hingga yang paling parah, seperti kerugian finansial atau bahkan bahaya keselamatan. 

3. Menentukan Penyebab Kegagalan

Langkah ketiga adalah menentukan penyebab utama dari setiap mode kegagalan yang telah diidentifikasi. Hal ini bisa melibatkan analisis mendalam terhadap desain, material, atau proses produksi yang digunakan. Tujuannya adalah untuk menemukan akar masalah sehingga kita bisa mengatasi masalah tersebut dari sumbernya.

4. Menilai Risiko Kegagalan

Setelah kita mengetahui mode kegagalan, efek, dan penyebabnya, kita perlu menilai risiko kegagalan tersebut. Penilaian risiko ini biasanya dilakukan dengan menghitung Risk Priority Number (RPN). Semakin tinggi nilai RPN, semakin tinggi prioritas kita untuk menanganinya.

5. Merencanakan Tindakan Pencegahan

Langkah terakhir adalah merencanakan tindakan pencegahan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko kegagalan. Hal ini bisa melibatkan perubahan dalam desain, peningkatan proses kontrol, atau pelatihan tambahan bagi karyawan. 

Tujuannya yaitu untuk memastikan bahwa mode kegagalan yang telah diidentifikasi tidak terjadi atau dampaknya diminimalkan.

Dari informasi di atas, dapat diketahui bahwa menerapkan pendekatan FMEA sangat penting bagi perusahaan untuk mengelola risiko yang mungkin terjadi. Selain itu, kita juga bisa mengikuti berbagai Pelatihan Automotive, termasuk salah satunya training Risk Management with FMEA bersama PasarTrainer.


Referensi

accurate.id - FMEA Adalah


safetyculture.com


w.ekrut.com - 7 Langkah - Langkah Pembuatan FMEA


blog.falcony.io - What is FMEA Failure Modes and Effects Analysis