Teknologi baru yang terus berkembang, seperti halnya AI, telah mengubah dunia kerja secara drastis. Perubahan inilah yang disebut dengan disrupsi digital.

Disrupsi, di satu sisi, dapat memberikan peluang baik, namun juga memberi tantangan tersendiri terutama di bidang HR. 

Adanya disrupsi membuat fungsi HR sekarang tidak hanya berkaitan dengan peran administratif saja, melainkan juga berkaitan dengan penerapan teknologi dalam pola kerja yang baru.

Lalu, bagaimana caranya supaya HR mampu menghadapi tantangan-tantangan yang ada? Artikel berikut akan paparkan jawabannya, yuk, simak sampai akhir!

Tantangan HR Menghadapi Disrupsi Digital

Berbagai inovasi teknologi telah membawa perubahan signifikan akan bagaimana HR bekerja. Tentunya, dalam perubahan ini, HR juga menemui tantangan-tantangan yang tidak mudah untuk dihadapi.

Bentuk tantangan utamanya dapat dilihat dalam 3 hal berikut ini.

1. Mengintegrasikan Teknologi Baru

AI dan otomatisasi mengubah banyak aspek kerja di bidang HR dan mengintegrasikannya ke dalam manajemen SDM tentu tidak mudah.

Tantangan integrasi ini berkaitan dengan bagaimana teknologi tersebut tidak sampai mengganggu peran manusia dalam manajemen SDM.

2. Perubahan Kebutuhan Skill Pekerja

Sejalan dengan perubahan teknologi yang cepat, keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja juga terus berubah. Di era disrupsi digital ini, pekerja dituntut untuk punya keterampilan baru untuk bisa beradaptasi dengan kebutuhan pasar.

Di sinilah tantangan terbesar bagi HR karena harus memastikan karyawan yang ada memiliki keterampilan yang relevan. 

Karenanya, HR harus bisa mengidentifikasi keterampilan apa yang paling dibutuhkan dan merancangnya ke dalam program pelatihan dan pengembangan yang efisien bagi karyawan.

3. Tantangan dalam Rekrutmen dan Retensi

Era digital turut mengubah bagaimana orang memilih dan mencari pekerjaan. Di sisi HR, perubahan ini memberikan tantangan yang tidak hanya terpusat pada bagaimana mencari kandidat yang tepat.

Namun, juga berkaitan cara HR memaksimalkan penggunaan platform digital untuk menarik kandidat terbaik dan mempertahankan karyawan di lingkungan kerja yang terus mengalami perubahan digital.

Jika HR tidak mampu untuk mewujudkan hal ini, tentu akan sulit bagi perusahaan mempertahankan karyawan dalam jangka panjang.

5 Strategi HR Menanggapi Disrupsi Digital

Tantangan yang harus dihadapi HR memang cukup banyak dan tidak mudah. Tapi, tantangan tersebut juga tidak boleh dianggap sebagai hambatan, melainkan bisa menjadi peluang bila diatasi dengan langkah strategis.

Lantas, strategi seperti apa yang seharusnya digunakan oleh HR agar bisa beradaptasi dengan perubahan digital ini? Inilah jawabannya.

1. Pengembangan Skill Berbasis Digital

Berbagai skill dan keterampilan baru berbasis digital semakin krusial di era sekarang, contohnya manajemen data, pemrograman, dan keamanan siber.

Selain kemampuan tersebut, soft skill berupa komunikasi, adaptabilitas, dan problem-solving juga tidak kalah penting.

HR perlu memfasilitasi pengembangan keterampilan digital ini dengan mengadakan pelatihan berbasis teknologi melalui platform e-learning sehingga membantu tenaga kerja supaya lebih siap menghadapi perubahan yang terjadi terus menerus.

2. Transformasi Proses HR Menggunakan Teknologi AI

AI hadir bukan sebagai ancaman, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk mempermudah pekerjaan. Contohnya, dalam mengotomatisasi proses HR untuk screening CV kandidat.

Cara ini mampu mempercepat seleksi sehingga HR tidak harus membaca satu per satu CV yang masuk, apalagi jika jumlahnya mencapai ratusan.

Tak hanya itu, teknologi AI bisa difungsikan untuk memonitor kinerja karyawan dan memberi feedback dengan otomatis. Pada beberapa perusahaan, AI juga mulai diaplikasikan dalam bentuk chatbot untuk menjawab pertanyaan umum karyawan.

3. Pendekatan yang Berfokus pada Karyawan

Melihat disrupsi digital sebagai peluang berarti memaksimalkan perubahan yang terjadi sebagai pendekatan untuk meningkatkan pengalaman kerja karyawan.

Artinya, HR harus bisa mendesain sistem kerja yang sesuai dengan perubahan yang ada. Mulai dari memberikan fleksibilitas cara kerja (remote atau WFO) dan mengembangkan platform digital untuk komunikasi dua arah yang lebih efektif.

4. Adaptasi Budaya Kerja Digital

Perubahan sistem digital juga perlu diiringi dengan perubahan budaya kerja perusahaan. Salah satunya dengan menerapkan budaya yang lebih kolaboratif.

Divisi HR, dalam hal ini, bisa memanfaatkan platform digital seperti Slack dan Lark yang menawarkan fitur kolaborasi untuk mendukung budaya kerja responsif walaupun pekerja ada di lokasi yang berbeda.

5. Memanfaatkan Data dan Analitik untuk Pengambilan Keputusan

Sebelum adanya teknologi baru yang banyak berkembang seperti sekarang, HR sering kali hanya mengandalkan pengalaman ketika mengambil keputusan. 

Namun, sekarang ini, HR justru bisa memanfaatkan data dan analitik yang tersimpan dalam sistem digital untuk masalah tersebut. 

Contoh konkretnya, HR dapat menggunakan data absensi dan kinerja karyawan untuk membuat kebijakan efektif dan memprediksi potensi turnover. Tentu, ini akan sangat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan secara umum.

Jadikan Disrupsi sebagai Peluang HR untuk Tumbuh!

Disrupsi digital hadir dengan berbagai tantangan yang memaksa HR harus bisa beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat.

Strategi efektif yang bisa diterapkan adalah dengan membekali diri dengan pengembangan skill digital, salah satunya melalui ragam pelatihan Manajemen SDM yang lengkap dari PasarTrainer.

Berbagai pelatihan yang tersedia didesain untuk mendorong peran HR tetap relevan dan adaptif untuk berbagai perubahan. Jadi, jangan tunda lagi, upgrade skill HR sekarang juga bersama PasarTrainer!


Referensi:

www.talenta.co - Tantangan HRD atau Tantangan HR di Era Digital Seperti Apa?


kerjoo.com - Tim HR Disrupsi Teknologi


manajemens2.umsida.ac.id - Menghadapi Disrupsi Teknologi Peluangnya